BERITA INTERNASIONAL
Ibu Dua Anak Bujuk Teroris London Serahkan Senjata :
KOMPAS.com — Seorang ibu dua anak menggambarkan
bagaimana dia menempatkan nyawanya dalam risiko dengan mencoba membujuk dua
teroris London untuk menyerahkan senjata mereka. Kedua teroris itu
baru saja menabrak kemudian memenggal seorang pria yang dikatakan
sebagai tentara Inggris di sebuah jalan di London, Rabu (22/5/2013).
Serangan itu sendiri mengguncang London, dan sejumlah media Inggris
melukiskannya sebagai "melampaui akal sehat".
Ingrid
Loyau-Kennett, nama ibu dua anak itu, merupakan seorang pembimbing
pramuka remaja. Ia terekam kamera berbicara dengan kedua teroris itu dan
tidak ciut nyalinya ketika salah satu dari mereka mengatakan, "Kami
ingin memulai perang di London malam ini."
Loyau-Kennett, 48
tahun, dari Cornwall, merupakan salah satu dari sejumlah orang pertama
yang berada di tempat kejadian setelah dua teroris itu membantai tentara
itu di Woolwich, London tenggara. Dalam rekaman yang beredar,
Loyau-Kennett tampak sedang menghadapi salah satu penyerang, yang
memegang pisau berlumuran darah.
Perempuan itu penumpang bus
nomor 53 yang melewati lokasi kejadian. Dia melompat keluar bus untuk
memeriksa denyut nadi tentara itu. "Sebagai pendamping remaja, saya
punya pengetahuan tentang pertolongan pertama," katanya seperti dikutip Daily
Telegraph. "Jadi, ketika saya melihat orang (tentara) itu di
jalanan, saya pikir itu kecelakaan. Lalu, saya mengetahui orang itu
meninggal. Saya tidak bisa merasakan denyut nadi apa pun. Dan kemudian
saya lihat pria kulit hitam itu dengan sebuah revolver dan pisau dapur.
Dia punya apa yang tampaknya seperti alat-alat tukang daging dan dia
punya kapak kecil, untuk potong tulang, dan dua pisau besar dan dia
berkata 'Pindahkan mayat itu'. Jadi, saya pikir, 'Ok. Saya tidak tahu
apa yang terjadi. Pria kulit hitam itu berlumuran darah. Saya pikir saya
lebih baik mulai berbicara kepadanya sebelum ia mulai menyerang orang
lain. Saya pikir orang-orang seperti ini biasanya punya pesan, jadi saya
bilang, 'Apa yang Anda inginkan?'
"Saya bertanya, apakah dia
yang melakukan (pembunuhan) itu dan dia berkata 'ya'. Saya tanya
'mengapa?' Dan dia menjawab karena dia (korban) telah membunuh orang
Muslim di negara-negara Muslim. Dia mengatakan, korban seorang tentara
Inggris. Saya katakan, 'Benarkah?' Dia menjawab, "Saya membunuhnya
karena dia membunuh orang-orang Muslim dan saya muak dengan orang-orang
yang membunuh orang Muslim di Afganistan. Mereka tidak punya alasan
berada di sana."
Ketika Loyau-Kennett tiba di tempat kejadian,
kedua pembunuh itu berkeliaran di John Wilson Street menunggu polisi
datang agar mereka bisa melancarkan konfrontasi terakhir dengan polisi.
Perempuan itu mengungkapkan, "Saya mulai berbicara dengannya dan
saya mulai melihat lebih banyak senjata dan pria yang di belakangnya
juga punya sejumlah senjata. Saat itu, orang-orang sudah mulai
berkumpul di sekitar lokasi. Saya pikir, oke, saya harus membuat dia
terus berbicara dengan saya sebelum ia melihat segala sesuatu di
sekitarnya. Dia tidak terpengaruh obat, tidak mabuk, dia bukan seorang
pencandu alkohol. Dia hanya tertekan, marah. Dia sangat terkendali atas
keputusannya dan siap untuk melakukan apa saja yang dia ingin lakukan."
"Saya mengatakan, 'Baiklah sekarang. Namun, kalian melawan orang
banyak. Anda akan kalah. Apa yang akan Anda ingin lakukan?'" Dia
menjawab, "Saya ingin bertahan dan bertempur."
Teroris bertopi
hitam itu kemudian berbicara dengan orang lain, dan Loyau-Kennett
mencoba untuk mendekati pria lain yang mengenakan mantel berwarna cerah.
Ibu itu berkata, "Yang satu lagi jauh lebih pemalu dan saya
mendekatinya, dan bilang, "Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda ingin
memberikan ke saya apa yang ada di tangan Anda? Saya tidak ingin
mengatakan senjata, tapi saya pikir semua itu lebih baik berada di
tangan seseorang seperti saya ketimbang orang-orang lain di sana. Lagi
pula, anak-anak mulai pulang sekolah."
SUMBER : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar